
1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomor kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii” atau sengsara.
2. Saat musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).
3. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak -memasak.
4. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.
5. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
6. Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari 1 tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen. (setara dengan Rp 2.172.494,70)
7. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita tidak langsung naik.
8. Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir-traktiran bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapkan duit buat bayar sendiri-sendiri.
9. Antar jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalau ingin ketemuan, ya ketemuan di stasiun.
10. Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu dianggap nggak sopan. Ke rumahnya cuma kalau udah diijinkan.
11. “Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipakai sama orang pacaran, kecuali kalau mereka benar-benar sudah mau nikah. Biasanya mereka pakai “Daisuki desu” buat ngungkapin kalau mereka sayang sama pacarnya.
12. Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu mengecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalau ada orang bawa payung, pasti kita bakal lihat orang yang lainnya lagi bawa payung juga.
13. Di Indonesia, kita bakal dapet duit kalo kita menjual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita malah harus bayar kalau mau menaruh barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang lebih memilih meninggalkan TV bekas mereka begitu aja kalau mau pindah apartemen.
14. Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, tidak ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka tetap berhenti kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal tidak ada mobil yang lewat satupun.
15. orang jepang walau dikata sangat modern, mereka sangat suka membeli semacam jimat di jinja/otera terutama ketika ia ingin mengikuti ujian dan sesuatu yang penting.
16. orang jepang biasa mandi bersama-sama di onsen tanpa sehelai busanapun walaupun dipisah pria dan wanita.
Subscribe to:
投稿 (Atom)
ようこそ Corner

Kamu juga bisa menyumbang artikelmu ke

Kita juga memiliki logo Kominfo!Logo ini akan kamu temukan di media-media kominfo HIMAJE UGM yaitu Himadol (majalah online), Himajeding (Majalah dinding) dan himawari (Majalah Kertas).

Chat Corner

